Kamis, 26 Mei 2011

Makhluk Asing dari Planet Cyrius


Seorang wanita tua bernama Rukmini (61 tahun)
mengaku sering berkomunikasi dengan makhluk
asing dari planet lain. Kemampuannya itu diperoleh
setelah dia menekuni dunia spiritual. Siapakah
sebenarnya sosok Rukmini dan bagaimana dia bisa
berkomunikasi dengan makhluk luar angkasa itu, wartawan tabloid Era Baru, Racmat Pudiyanto
mewawancarainya di rumahnya kawasan Cilandak
Dalam, Jakarta Selatan. Berikut kisahnya:

Saya dilahirkan dari keluarga spiritual dan dibesarkan
di lingkungan berbagai agama. Ayah saya adalah
seorang pentolan dari The George Phisical Society
yang bermarkas di Adyar, Madras, India. Di Phisical
Society, orang mempelajari esoteriknya agama. Sejak
dahulu saya terbiasa bergaul dengan saudara-saudara yang beragama Kristen dan Islam. Saya sendiri dari gereja Katolik. Bertemu dengan saudara-saudara yang sudah haji, datang ke gereja lalu komunikasi menyapa dengan brother and sister,
merupakan sesuatu hal yang indah bagiku, di mana
tidak ada yang mendeskreditkan agama. Semua agama bagi saya adalah bagus, tergantung
bagaimana pelaksanaannya.

Hingga usia saya sekarang 61 tahun, saya setia
sebagai seorang vegetarian. Semua anggota dalam
keluarga saya tidak makan daging. Semua ada lima
anak. Ayah saya dari Angkatan Udara Republik
Indonesia (AURI) yang sangat gemar membaca,
koleksi bukunya ribuan. Rukmini kecil suka membersihkan koleksi buku dan menatanya. Suatu
ketika saya membuka buku astrologi yang
membahas mengenai "Cakra", dan aku menyukainya.

Sejak saat itu, dalam usia 6 tahun, saya mulai berminat pada hal yang bernuansa spiritual. Hal
yang diingat saat saya berumur 9 tahun, ayah pernah
bilang, "Kamu harus hidup baik, apa yang kamu lakukan di sini akan kamu alami di kehidupanmu yang
akan datang. Dan apa yang kamu alami sekarang ini,
itu karena hidup kamu di masa lalu, itu suatu
pembelajaran".

Saya tidak mengerti hukum karma tapi pembelajaran. Kemudian saya belajar bahwa
manusia itu lahir dan mati seperti yang diajarkan
dalam agama. Begitu tahu itu saya tidak pernah
dengki, tidak pernah iri. "Saya lihat orang kaya, oke- oke saja, itu haknya," katanya.

Begitu lulus SMP hingga menyelesaikan SMA, saya
merasa seperti ada inner voice, bahwa saya harus
jalan ke spiritual nanti kalau di atas usia 40. Tuhan
memberikan pilihan bebas, jadi ayahku pun tidak
memaksa. Begitu lulus dari Fakultas Arsitektur,
Universitas Parahyangan, Bandung, saya hijrah ke Jakarta tepat di masa Bang Ali Sadikin (gubernur DKI
waktu itu) membuka proyek-proyek pembangunan
dan sebagainya. Di ibukota saya sering kali dicopet.

Suatu ketika saya menderita penyakit yang sebetulnya tidak tahu, memang saya mengidap
migrain waktu umur 13 tahun. Setelah berkeluarga, ginjalnya sempat terinfeksi, dan anak saya juga
sering sakit yang tidak diketahui gejalanya. Karena
seringnya menderita sakit, saya akhirnya minta
bantuan guru spiritual saya di Surabaya. Saya diminta
untuk melakukan pengobatan diri sendiri dengan cara
diam selama setengah jam. Dan saya mulai melihat (kehidupan sebelumnya) ketika masih bayi, waktu itu di Perancis dengan rambut keriting dan lain sebagainya. Saya enggak mengerti saya tanya guru saya, kok dengan pengobatan diri sendiri, saya melihat bla-bla-bla. Saya enggak tahu mengenai past life (kehidupan sebelumnya), siapa tahu dulu saya seorang algojo dan sebagainya, kalau belum siap kan orang bisa kaget. Setelahnya saya belajar meditasi, saya pernah ikut Anand Khrisna, namun sekarang tidak lagi.




Suatu saat sekitar bulan Februari atau April 2003,
pada hari Minggu, pembantu saya tidak ada, saya
bersih-bersih rumah sendiri, anak saya baru kegiatan
“administratif” dan sedang sakit kepala. Karena baru sibuk saya tidak memperhatikan sekelilingnya.
Saya baru repot, habis mandi. Mendadak dengan ekor
mata saya melihat sebuah sosok, saya melihat sosok
yang menyerupai boneka-boneka yang biasa dipakai
untuk model pakaian. Bentuknya mirip orang tapi
tidak kelihatan ada mata, maupun indera lainnya, hanya polos. Sosok itu pun kayak orang pakai kaus,
pelontos, tidak ada rambut. Lalu saya bertanya:

"How are you? Sudah berapa lama Anda di sini?"
"Tiga jam", jawabnya.
"Kamu ngapain ke sini kamu siapa, dari mana?"
Ia bilang "Dari planet Cyrius B". (Planet Cyrius A dan B belum lama ditemukan).

Suku Aborigin di Australia dan Afrika sudah mengetahui ada planet Cyrius. Gambar-gambar di gua Aborigin sudah ada, menggambarkan makhluk dari planet Cyrius, karena atas bimbingan humanoid, berbentuk seperti manusia, mungkin dari planet lain.

Kemudian saya bertanya lebih lanjut, "Anda ngapain di sini?"
"Menyebarkan unconditional love, cinta kasih tanpa
pengondisian", jawabnya.
"Anda di bumi sudah pergi ke mana saja?"
Dia bilang, "Sudah keempat atau lima tempat".
"Anda dengan siapa saja?"
"Saya dengan empat teman saya", jawabnya.
"Berapa lama Anda perlu?"
"Sebentar", katanya singkat.

Saya lihat cahaya begitu besar, karena kita lagi sibuk dengan pekerjaan di dimensi tiga ini dia menurunkan frekwensi dia supaya kita melihat.
Kemudian saya tanya lagi, "Kamu datang dengan apa?"
"Dengan spaceship, di atas jauh dari sini sekitar 15 km dari rumah ini", Jawabnya.
Lalu saya coba melihat ke atas dan.... Woow!!
I'ts so beautiful, I'ts so light, mereka berupa cahaya bukan mereka yang masih punya tubuh fisik kayak kita. Tampak pesawatnya menyerupai sebuah balon besar yang sangat indah. Warnanya belum pernah dikenal di bumi, putih frosted, yang dikombinasi oleh warna hijau muda, ada gelembung hijau muda, pinkes purple, ungu nila sedikit, begitu bagus.

Lalu saya tanya lagi, "Anda di Indonesia sudah pergi ke mana saja?"
Dia bilang "Belum ke mana-mana, baru di sini saja".
"Kapan Anda datang lagi?"
"Tomorrow". Jawabnya.
Setelah itu mereka kembali ke atas. Saya melihat ke
atas lucu, tampak seperti sebuah cerita, manusia
duduk di bulan dengan kaki ongkang-ongkang.
Mereka duduk di pesawatnya dan tidak jelas di mana
pintu masuknya.

Besoknya saya mengumpulkan teman-teman grup
meditasi, saya tidak bercerita apa pun, saya ingin
mereka melihat sendiri, saya tidak mau terkondisi
olehnya. Ada tiga orang yang sanggup melihat
sampai ke cahaya, lalu saya tanya, "Anda melihat sesuatu yang lain enggak di sini?"
Ia menjawab, "Oough.. banyak cahaya, ada yang belum pernah ketemu. Saya melihat pemandangan di situ". Setelahnya mereka pergi. Di situlah kita bisa melihat kalau mereka bisa menurunkan cahayanya.

Spaceship dari alien yang jahat juga banyak, dan
mestinya bukan berupa cahaya. Saya meyakini
mereka pernah invasi ke bumi pada waktu kejatuhan
Atlantis. Dan sekarang masih ada di bawah sungai
Eufrat dan Tigris, karena itulah kawasan Timur Tengah bergolak terus. Mereka hidup dari amarah, kedengkian, kebencian, hidup dari energi itu.
Sedangkan cahaya itu dari love, unconditional love.
Mereka yang datang dari planet-planet dimensi
kelima datang dengan spaceship. Mereka yang datang dari dimensi keempat, kelima bisa dilihat.
Mereka menurunkan frekwensi baru bisa melihat.

Tetapi kalau yang spesies biasa bukan mereka yang
dari tingkat tinggi tapi dari dimensi kelima. Alien yang
datang dari planet Cyrius adalah dari dimensi ke-12,
cahaya 12. Setiap level ada tujuh, ada orang yang
bilang langit ketujuh, orang Buddha mengatakan
nirvana, yaitu lapisan ketujuh. Manusia dari Finlandia keturunan dari Sirius



☻ (Doc. Of Agulino-Vich-Altzone.blogspot.com)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar